
ANDALAS NUSANTARA | BANDA ACEH
Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) yang tergabung dalam program Beasiswa Sobat Bumi Pertamina Foundation kembali merealisasikan Desa Energi Berdikari di Desa Lampuyang, Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar. Program ini merupakan bentuk pengabdian tahunan dari setiap universitas mitra Pertamina Foundation, dengan tujuan untuk mendorong kemandirian energi sekaligus pemberdayaan pendidikan, sosial, dan ekonomi masyarakat di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Tahun ini, Desa Lampuyang yang telah menjadi desa binaan sejak tahun sebelumnya kembali menjadi lokasi pengembangan. Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Ahmad Syuhada, M.Sc. dan Prof. Dr. Ilham Maulana, S.T., M.T., tim berhasil menambah kapasitas listrik melalui instalasi 3 panel surya tambahan berkapasitas 1650 Wp, sehingga total kapasitas PLTS di desa tersebut kini mencapai 3050 Wp.
PLTS tersebut difungsikan sebagai pusat pengecasan aki nelayan yang digunakan untuk penerangan saat berlayar di malam hari, sebuah kebutuhan vital mengingat mayoritas warga Lampuyang menggantungkan hidup dari hasil laut. Dengan total 173 Kepala Keluarga, dan 55 di antaranya bekerja sebagai nelayan, PLTS memberikan dampak nyata dalam efisiensi biaya operasional.
“Sebelumnya, nelayan membutuhkan 2 aki per malam dan mengeluarkan biaya sekitar Rp17.000 – Rp17.500 per aki. Sekarang, dengan PLTS, biaya hanya sekitar Rp10.000 – Rp15.000. Mereka bisa melaut lebih lama, lebih aman, dan lebih hemat,” jelas Awi, Ketua Local Heroes, Kamis (17/07/2025)
Program yang didanai oleh Pertamina Foundation ini juga disokong oleh kontribusi USK berupa 4 unit aki untuk nelayan. Selain itu, tim mahasiswa juga melaksanakan kegiatan edukasi kepada siswa-siswi SMA Negeri 2 Pulo Aceh. Sosialisasi bertema “Energi Baru Terbarukan dan Potensinya di Pulo Aceh” disampaikan oleh tim Desa Energi Berdikari dengan harapan membuka wawasan generasi muda mengenai masa depan energi berkelanjutan sekaligus menumbuhkan semangat melanjutkan pendidikan tinggi.
“Pemanfaatan panel surya bukan sekadar pilihan teknologi, melainkan langkah strategis menuju kemandirian energi yang berkelanjutan. Pengabdian ini membuktikan bahwa dengan sinergi yang tepat, energi bersih bisa hadir bahkan di wilayah yang selama ini sulit dijangkau oleh jaringan listrik konvensional,” ujar Mustawan, Koordinator Tim Pertamina Foundation Sobat Bumi 11 USK.
Untuk memastikan keberlanjutan program, tim Desa Energi Berdikari membentuk kelompok
Local Heroes yang terdiri dari satu ketua dan tiga anggota. Ketua kelompok ini adalah Bang Awi,
tokoh lokal sekaligus Bendahara Lembaga Panglima Laot. Mereka telah menerima pelatihan teknis dan keselamatan kerja secara langsung dari tim teknisi, serta dibekali SOP untuk operasional dan perawatan sistem PLTS.
Program Desa Energi Berdikari tidak hanya membawa cahaya secara harfiah, tetapi juga membuka jalan bagi pembangunan berkelanjutan di pelosok negeri dengan sinergi antara mahasiswa, akademisi, korporasi, dan masyarakat.[]